Perpecahan Partai Sekuler Tunisia Makin Menjadi, Partai Islam Tetap Solid dan Menjelma Jadi Mayoritas di Parlemen

Dua puluh dua orang anggota legislatif yang sebelumnya melakukan aksi pengunduran diri dari partai penguasa Nidaa Tounes (NT), telah membentuk fraksi baru di parlemen Tunisia. Demikian dilaporkan Ansamed pada Jum’at (15/01/2016) lalu.

Setelah melalui pertemuan panjang, kelompok 22 orang yang menyempal dari NT itu membentuk kelompok parlemen baru yang dinamai Al-Horra, dengan dipimpin oleh Abderrouf Cherif.

Konstelasi parlemen Tunisia pun kontan berubah, karena di saat partai sekuler berpecah belah, partai Islam Tunisia Ennahda justru tetap solid. Keadaan itu membuat Ennahda memuncaki parlemen dengan 69 kursi, disusul Nidaa Tounes 64 kursi, dan Al-Horra 22 kursi.

Sebelumnya pada hari Senin (11/1/2016) lalu, dua orang aleg perempuan juga meninggalkan Nidaa Tounes (NT), menandai makin menganganya perpecahan internal dalam kekuatan sekuler terbesar di negeri yang terletak di Afrika Utara itu. Pengunduran diri ini menambah daftar panjang para pejabat dari partai penguasa yang sebelumnya melakukan saksi serupa.

Tak hanya sampai di situ, seperti disiarkan Radio Shems FM mengutip media El-Gallad, masih ada delapan anggota legislatif lain yang mengisyaratkan akan mengumumkan pengunduran diri dari partai NT.

Silang sengkarut partai sekuler tersebut membuat partai Islam moderat Ennahda, yang sebelumnya merupakan kekuatan minor dalam koalisi, dengan sendirinya tampil menjadi kekuatan terbesar di parlemen.

Partai Nidaa Tounes didera gelombang resign para petingginya sebagai buntut perpecahan internal dan pemilihan pemimpin partai yang diturunkan dari Presiden Beji Elsebsi kepada anaknya. Pekan lalu,  pengunduran diri Mohsen Marzouk, Sekjen sekaligus pendiri partai tersebut, turut memperparah perpecahan itu. (ismed/memo/ansamed)

No comments

Powered by Blogger.