Lagi Harga Karet dan Singkong Terjun Bebas


Ilustrasi

Jabungonline.com – Petani karet kembali galau. Harga getah karet yang sempat menggeliat beberapa minggu, kini kembali terjun bebas di kisaran Rp6-7 ribu per kilogram (kg).

Para petani pun bingung penyebab turunnya harga getah karet. Apakah dikarenakan faktor ekonomi atau hanya permainan para agen dan pabrik, mereka mengaku tidak mengetahuinya.

Juanda (47), petani karet asal Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara (Lampura) menuturkan, harga getah dua pekan terakhir sempat menanjak di angka Rp10 – 11 ribu per Kg, namun kini turun menjadi Rp6 – 7 ribu per Kg.

’’Kami bingung, kok kemarin naik sekarang turun lagi,” sebut pria berperawakan kekar ini.
Senada diungkapkan Sutami (51), petani karet lainnya. ’’Entah apa penyebabnya. Namun saat kami jual ke tengkulak kemarin harganya kembali turun hingga mencapai Rp6 ribu per Kg. Kami galau padahal sebelumnya sempat menanjak,” sebut Sutami.

Petani berharap harga getah karet tetap stabil. Jika getah turun akan mempengaruhi ekonomi masyarakat, khsusnya masyarakat yang berprofesi petani.

Pantauan Radar Lampung, selain harga getah keret, harga singkong di tingkat petani juga ikut anjlok. Seperti yang dikemukakan oleh Yasit (41), petani asal Desa Bandarabung, Kecamatan Abungsurakarta, Lampura. Menurutnya, harga singkong di tingkat petani hanya berkisaran Rp600 per Kg. Sementara, sebelumnya harga bersandar di Rp700 per kg.

’’Singkong turun lagi. Kami (petani) tidak tahu harus bagaimana. Komunitas apa saja yang ditanam oleh petani, kini semua harganya hampir turun,” kata pria tiga anak itu. Tingginya potongan yang dilakukan oleh perusahaan ketika menjual singkong di lapak pabrik yang ada di Lampura ikut dikeluhkannya.

Potongan tersebut, kata dia, sangatlah tinggi. Yakni berkisaran 20-22 persen. ’’Jadi kalau kita punya lahan singkong 1 Hektar (Ha), yang telah mutlak milik perusahaan atau pabrik penerima singkong yakni seperempat hektar. Itu dikarenakan tingginya potongan ketika petani menjual di pabrik tersebut,” bebernya.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah menertibkan sejumlah perusahaan atau pabrik penerima singkong yang semena-mena melakukan pemotongan hingga 20-22 persen. ’’Kalau tidak, tentunya petani yang amat dirugikan. Sudah hargnya murah, ketika dijual mendapatkan potongan yang tinggi. Inikan tidak adil,” pungkasnya.

No comments

Powered by Blogger.