PKS Kecam Serangan Gas Rezim Assad dan Minta PBB Bertindak Tegas

Jabungonline.com  - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengutuk serangan gas sarin di kota Khan Sheikhun, Suriah. PKS meminta PBB untuk bertindak atas serangan tersebut.

"PKS mengecam serangan beracun di Suriah karena itu bukan saja melanggar peraturan tentang perang, yang seharusnya melindungi rakyat sipil, melainkan juga telah menjadikan rakyat sipil sebagai 'killing field'," kata anggota fraksi PKS, Nasir Djamil, Jumat (7/4/2017).

PKS menganggap serangan tersebut merupakan sebuah pelanggaran kemanusiaan. Serangan itu juga disebut sangat biadab. PKS meminta PBB memproses serangan tersebut dengan cepat dan berdasarkan hukum internasional.

"Ini bentuk pelanggaran yang sangat biadab dan tidak manusiawi. Karena itu, PKS meminta agar PBB dan negara-negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia segera bertindak cepat dan memprosesnya secara hukum internasional," tutur Nasir.

Senada dengan Nasir, anggota Komisi I DPR Sukamta mengecam serangan senjata kimia di kawasan Khan Sheikhoun Suriah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 58 orang, 11 diantaranya anak-anak. “Ini jelas serangan biadab yang secara sengaja menyasar rakyat sipil terlebih dilakukan dengan senjata kimia,” kata Sukamta.

Menurut Sukamta, perang Suriah telah bergerak ke arah yang semakin buram dengan kehadiran Rusia. Setelah sebelumnya Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Timur Tengah terlibat dalam konflik tersebut. "Kehadiran berbagai negara ke Suriah ini tidak dalam motif misi perdamaian, tetapi membantu secara militer ke berbagai faksi yang bertikai membuat Suriah terus bergejolak," kata Sekretaris Fraksi PKS itu.

Sukamta menilai PBB perlu segera menggelar sidang DK PBB untuk mengambil langkah darurat, menginvestigasi penggunaan senjata kimia tersebut.“Perlu diungkap secara jelas siapa pelaku kekejian dengan senjata kimia ini dan dihadapkan ke mahkamah internasional," ujar Sukamta.

Sukamta juga menegaskan, Sidang Majelis Umum PBB harus membuat resolusi penghentian konflik di Suriah. Dengan korban jiwa lebih dari 200 ribu orang dan lebih dari 4,5 juta menjadi pengungsi, kekerasan di Suriah merupakan tragedi kemanusiaan terburuk dalam era modern.“Jika konflik tidak dihentikan, maka pelanggaran demi pelanggaran akan terus dilakukan dengan korban sipil terus berjatuhan,” jelas Sukamta.

Karena itu, Sukamta berharap Pemerintah Indonesia berperan lebih aktif menggalang dukungan berbagai negara untuk untuk penghentian konflik di Suriah."Secara khusus ikut mendesak PBB untuk selenggarakan Sidang Umum dengan agenda penghentian konflik di Suriah," kata Sukamta.

Terkait serangan kimia di Suriah pada Selasa (4/4), negara-negara Barat termasuk AS menyalahkan pasukan militer Assad. Pejabat-pejabat intelijen AS mengatakan, kematian para korban besar kemungkinan disebabkan oleh gas saraf sarin yang dijatuhkan oleh pesawat tempur Suriah.

Pemerintah Suriah membantah terlibat dalam serangan gas beracun itu dan menyalahkan pemberontak atas serangan kimia terparah di Suriah itu. Rusia pun membela sekutunya, Suriah dengan menyatakan bahwa gas beracun tersebut adalah milik pemberontak yang disimpan dalam gudang, yang terkena serangan udara rezim Suriah.

Namun, organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan, kecil kemungkinan kelompok pemberontak mampu memproduksi senjata kimia dan serangan itu dilakukan dengan pesawat tempur, yang hanya dimiliki pasukan rezim Assad.

No comments

Powered by Blogger.