Sampaikan Aspirasi Umat Islam, Alumni 212 Rencanakan Temui JK


Jumpa pers Presidium Alumni 212 (Foto: detik.com)

Jabungonline.com - Presidium Alumni aksi 212 merencanakan untuk bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk menyampaikan aspirasi umat islam. JK diharapkan dapat memberikan masukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang aspirasi umat islam ini.

"Kita akan datangi salah satunya adalah Bapak Jusuf Kalla. Pak JK sebagai orang tua, mudah-mudahan Pak Jokowi bisa dinasihati oleh Pak JK," ujar Ketum Presidium Alumni 212, ustaz Ansufri Sambo saat jumpa pers di Masjid Baiturrahman, Jl Saharjo, Tebet, Jaksel, Rabu (31/5/2017).

Selain JK, Sambo menyebut juga akan bertemu dengan DPR dan Ketua MPR. Kunjungan ini semuanya diharapkan dapat menyuarakan aspirasi dari umat islam.

"Kita akan ada datang ke tiga lembaga nanti, pertama ke DPR kita akan datangi kembali. Satu lagi yang ketiga, kita datang kepada ketua MPR," tuturnya.

Sambo menilai pemerintah sekarang ini berlaku diskriminatif terhadap umat islam. Dia menganggap penetapan tersangka imam besar FPI Habib Rizieq Syihab sebagai bentuk kriminalisasi ulama.

Karena itu, dia bersama sejumlah alumni 212 menggagas jihad konstitusional. Berikut ini adalah poin lengkap mengenai jihad konstitusional:

1. Mendesak tim investigasi Komnas HAM untuk segera mengeluarkan rekomendasinya bahwa rezim Jokowi telah melakukan pelanggaran berat secara sistematis, masif dan terstruktur terhadap para ulama, aktivis-aktivis pro-keadilan dan ormas islam HTI.

2. Membawa hasil rekomendasi Komnas HAM tersebut ke jalur konstitusional di DPR dan mendesak DPR melakukan sidang istimewa MPR untuk meminta pertanggungjawaban Presiden yang dianggap sudah melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran hukum dengan mengkriminalisasi para ulama, aktivis-aktivis, dan membubarkan ormas islam HTI.

3. Membawa hasil rekomendasi Komnas HAM tersebut ke dunia internasional yaitu OKI, dan pengadilan internasional untuk menyelidiki dan mengadili kejahatan yang diduga kuat dilakukan oleh rezim Jokowi terhadap ulama, aktivis-aktivis pro keadilan dan ormas islam.

4. Menggalang kekuatan umat di seluruh Indonesia dengan melakukan aksi damai bela ulama. Dan aksi mosi tidak percaya kepada pemerintah dan menuntut mundur bapak Jokowi dari jabatan Presiden karena sudah melanggar sumpahnya sebagai Presiden RI untuk menegakkan hukum dan konstitusi dengan sebenar-benarnya dan juga untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia.

5. Meminta Polri dan TNI untuk bertindak netral dan tidak menjadi alat kekuasaan rezim penguasa dan selalu di belakang rakyat dalam menegakkan dan menuntut keadilan di negeri ini. Kami minta TNI dan Polri untuk tidak bertindak represif kepada rakyat selama rakyat menjalankan aksi dengan damai , tertib dan konstitusional.

6. Melakukan tablig-tablig akbar, istigasah zikir dan doa di seluruh pelosok Indonesia, agar Allah menurunkan pertolongannya untuk menyelamatkan ulama, dan menyelamatkan negeri dari kezaliman-kezaliman rezim penguasa saat ini (Ramadan adalah bulan pengabulan doa-doa).

7. Khusus untuk penetapan tersangka pada Habib Rizieq, dan rencana kepulangan beliau ke tanah air maka kami presidium alumni 212 bersama tim pembela ulama mengajak ormas-ormas islam lainnya dan juga komponen-komponen masyarakat cinta ulama untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai simbol matinya keadilan di negeri ini dan juga melakukan aksi 1 juta massa menjemput Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.

8. Terakhir sebagai rasa hormat kami kepada Bapak Presiden Jokowi, kami mengimbau masih ada kesempatan dan belum terlambat bagi Bapak Jokowi dapat mengakhiri semua kegaduhan kegaduhan ini dengan memerintahkan Kapolri dan Jaksa Agung untuk menghentikan semua kriminalisasi ulama dan aktivis-aktivis dengan mengeluarkan SP3 dan SKP2 serta mencabut pernyataan pembubaran HTI.(knv/dkp)

Sumber: detik

No comments

Powered by Blogger.