Survei LSI: Kepuasan Publik Turun soal Jokowi Atasi Covid

LSI mengungkap tren penurunan kepercayaan publik terhadap kinerja Jokowi dalam penanganan pandemi covid-19 dalam tiga bulan terakhir.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan warga saat meninjau proses distribusi sembako tahap ketiga bagi masyarakat kurang mampu dan terdampak Covid-19 (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jabung Online -- Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19) terus turun dalam tiga bulan terakhir.

Berdasarkan data yang dipaparkan LSI, Selasa (3/11), jumlah masyarakat yang puas pada Agustus berada di angka 65,5 persen, kemudian turun di September ke angka 64 persen, dan turun kembali di Oktober ke angka 57,8 persen. 

Sebaliknya, persentase masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja Jokowi dalam menangani pandemi Covid-19 meningkat dalam tiga bulan terakhir. Pada Agusutus tercatat 32,9 persen mengaku tidak puas, di mana yang kurang puas 30,7 persen dan tidak puas sama sekali 2,2 persen."Agustus sangat puas 7,1 persen dan cukup puas 58,4 persen, September sangat puas 7,3 persen dan cukup puas 56,7 persen, serta Oktober sangat puas 5,2 persen dan cukup 52,6 persen," demikian data yang dipaparkan Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan secara virtual, Selasa (3/11)

Kemudian meningkat menjadi 34,6 persen di September di mana yang kurang puas 32,7 persen dan tidak puas sama sekali 1,9 persen. Sementara pada Oktober, persentase masyarakat yang tidak puas menjadi 38,4 persen dengan rincian 34,1 persen kurang puas dan 4,3 persen tidak puas sama sekali.

Dalam survei yang sama, sebanyak 39,6 persen responden turut menilai bahwa korupsi dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Djayadi mengatakan  hanya 13,8 responden yang menyatakan tingkat korupsi menurun. Sementara itu, 31,9 persen responden menyatakan tidak ada perubahan dan 14,8 persen responden tidak menyatakan pendapat.Nilai tren korupsi naik

Djayadi menuturkan, hasil survei ini tidak jauh bereda dengan survei yang dilakukan LSI pada Agustus 2020 dan September 2020 lalu di mana terdapat 38,4 persen dan 42,1 persen responden yang menyatakan tingkat korupsi meningkat.

Begitu juga dengan responden yang menyatakan tingkat korupsi menurun pun tidak mengalami perubahan berarti dalam survei-survei yang dilakukan LSI.

"Poin yang bisa kita ambil dari sini adalah di masa pandemi pun jumlah orang yang menyatakan bahwa korupsi itu meningkat masih jauh lebih banyak dibandingkan yang menyatakan menurun, itu artinya persepsi korupsinya masih negatif," kata Djayadi.

Survei LSI ini menggunakan metodologi penelitian dengan cara menghubungi responden via sambungan telepon dalam rangka pembatasan sosial guna mencegah penyebaran Covid-19. 1.200 responden yang dihubungi ialah mereka yang pernah diwawancara oleh LSI secara langsung pada periode Maret 2018 hingga Maret 2020. Survei LSI ini dilakukan pada 13 hingga 17 Oktober 2020. (mts/ain)

No comments

Powered by Blogger.