Kuat Minum Minuman Beralkohol, Salah Satu Syarat Jadi Mata-mata MI6



Jabungonline.com - Untuk menjadi anggota, para calon agen MI6 harus memiliki kemampuan persuasi, intelektual dan kepribadian yang mumpuni. Selain itu, untuk tes awal, mereka harus kuat menenggak bersloki-sloki alkohol.

Enam tahun menjadi anggota badan intelijen Inggris, MI6, Matthew Dunn, punya kebiasaan khusus. Dia hanya akan duduk di depan tembok yang menghalangi punggungnya, sementara matanya selalu awas menyisir sekitar.

Dunn menjadi anggota pasukan mata-mata Inggris di pertengahan 1990-an dan telah melakukan misi penyamaran di seluruh dunia. Setidaknya 70 misi yang mengancam nyawa telah dijabaninya selama berkarier di dunia intelijen.

Lepas bekerja sebagai intel, Dunn kini aktif menulis novel mata-mata. Kepada CNN, dia mengaku jadi agen MI6 karena direkruit seseorang di kampusnya.

“Saat itu MI6 punya jaringan pencari bakat di seluruh dunia, terutama di kampus. Itu adalah satu-satunya cara masuk MI6, mereka menghampirimu, bukan sebaliknya,” kata Dunn.

Dunn mengatakan, saat itu dia diminta untuk menemui seorang mantan agen mata-mata Rusia KGB yang berfungsi sebagai penguji. Penguji lantas menyampaikan beberapa pesan yang harus harus dihafal, tidak dicatat, sambil terus menandinginya dalam meminum vodka.

“Kau harus menandinginya dalam meminum vodka, jika tidak kredibilitasmu akan dipertanyakan. Kau juga tidak bisa mencatat apapun dalam pertemuan itu karena dia akan marah, jadi kau harus menghafalnya, di saat yang sama, menandinginya dalam minum minuman keras,” ujar Dunn.

Tidak jarang, ujian ini membuat beberapa orang sakit.

Uji Mata-mata

Di uji terakhir, para calon agen MI6 dibawa keluar negeri dan ditempatkan pada latihan skenario serangan. Latihan itu sangat realistis, kata Dunn, sehingga mereka mengira itu adalah peristiwa asli.

Dalam ujian ini, kepercayaan diri dan cara mengambil keputusan sangat penting agar bisa bertahan hidup di situasi kritis. Karena saat itu, tidak ada yang bisa menolong.

“Saya selalu berpikir bahwa agen MI6 adalah jenderal tanpa tentara. Mereka menjadi jenderal untuk diri mereka sendiri,” kata Dunn.

Tanpa panutan

Salah satu pertanyaan yang harus dijawab oleh calon agen MI6 adalah siapa panutan mereka. Dunn mengatakan, para calon harus menjawabnya dengan “kami tidak memiliki panutan.”

“Pesan di dalamnya, jika kau melihat seseorang sebagai panutan, maka secara alamiah kau menempatkan dirimu di bawah orang tersebut. Mereka tidak mencari orang seperti itu, mereka perlu orang yang tidak arogan tapi bisa tetap tegar di semua situasi,” lanjut Dunn.

Kuncinya di ingatan

Ingatan yang kuat sangat penting dimiliki agen MI6 untuk bertahan hidup. Sepanjang kariernya, Dunn beroperasi dengan 14 nama samaran, yang masing-masing memiliki paspor, kartu kredit dan kisah latar belakang sendiri, termasuk di mana dia sekolah dan nama-nama guru.

Bekerja di zona abu-abu

Tidak seperti di film James Bond, mata-mata di dunia nyata sulit membedakan antara penjahat dan orang baik-baik. Bekerja di zona abu-abu, agen MI6 tidak boleh mudah terbuai dan bisa membedakan setiap individu.

“Mata-mata bekerja di zona abu-abu,” kata Dunn.

“Saya bekerja dengan orang-orang dari berbagai negara, yang terlihat sangat menawan dan cerdas, tapi saya tahu latar belakang mereka dan beberapa adalah monster karena hal-hal yang mereka lakukan,” lanjut dia.

Setelah berhenti menjadi agen MI6, butuh waktu 10 tahun untuk Dunn agar bisa beradaptasi dengan kehidupan normal.

“Saat berkendara, saya masih punya kebiasaan menghafal tiga angka terakhir plat nomor mobil yang mendahului saya,” kata dia.

Dunn juga membantah bahwa agen MI6 seperti James Bond, dikelilingi kemewahan dan gaji yang besar.

“Ini adalah pekerjaan negara, jadi tidak. Jangan bergabung dengan MI6 jika ingin mendapat uang banyak,” tegas dia seperti dikutip dari laman media cnnindonesia.com

No comments

Powered by Blogger.