Koalisi Pengkhianat Umat Hantui Pilkada Serentak

Realita Demokrasi : Melacurkan Idealisme Demi Kursi

Oleh : Max (Jurnalis Muda)

Jabungonline.com - UU Ormas digadang gadang melahirkan poros Islam dan Anti Islam oleh banyak kalangan, hal ini didasari karena UU Ormas memiliki aroma balas dendam politik terhadap ormas Islam, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI sendiri dikenal sebagai ormas Islam yang kritis terhadap pemerintahan rezim Jokowi.

Dikutip dari detik.com, pada rapat paripurna (24/10/2017). Fraksi PDIP, Golkar, NasDem, dan Hanura mendukung agar Perppu Ormas yang dinilai Anti Islam tersebut disahkan menjadi UU. Sedangkan Partai Demokrat, PKB, PPP, menerima Perppu Ormas dengan catatan. Dari pihak kontra, tercatat Gerindra, PAN, dan PKS.

Sejatinya polarisasi politik sudah terbaca sejak masa pilkada Jakarta. Pasangan Ahok Djarot didukung oleh partai “Pemerintah” yaitu PDIP, Hanura, PPP, dan NasDem. Di sisi lain, PKS Gerindra dan PAN bersatu mendukung pasangan Anies Sandi. Terlebih lagi, diduga akibat Ahok yang dipenjara, pemerintah bertindak sepihak membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia melalui Perppu Ormas. Pembubaran HTI ini diduga akibat sikap kritis ormas tersebut terhadap rezim, serta kampanye “Haram Pemimpin Kafir”.

Ketegasan ketiga partai tersebut dalam menolak Perppu Ormas rupanya tidak merembet dalam Pilkada, pasalnya 3 partai ini rela untuk bermesraan dengan partai pendukung Perppu Ormas. Hal ini seolah membenarkan celotehan, “Tidak ada kawan abadi dalam Demokrasi”.

Pilkada Adalah Segalanya !

Sumatera Utara

Edy Rahmayadi yang menjabat sebagai pejabat tinggi di PSSI diusung oleh koalisi Golkar Hanura PKS Nasdem Gerindra PAN.

Riau

Koalisi dibentuk oleh partai pro dan kontra UU Ormas, koalisi pertama beranggotakan PKB dan Gerindra mendukung Lukman Edy Hardianto. Koalisi selanjutnya beranggotakan PAN, PKS, Nasdem mendukung Syamsuar Edy Nasution .

Sumatera Selatan

Tercatat hanya 1 pasangan saja yang menimbulkan kontroversi, yaitu pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya didukung oleh koalisi Nasdem, Hanura dan PAN

Lampung

3 Koalisi dibentuk partai pro dan kontra UU Ormas di Pilkada Lampung. Ridho Ficardo Bachtiar Basri didukung oleh Demokrat, Greindra, PPP. Lalu,Mustafa Ahmad Jajuli didukung oleh Nasdem,PKS, Hanura. Terakhir, Arinal Djunaidi Chusnunia Halim ditopang oleh Golkar PKB dan PAN.

Jawa Timur

Provinsi yang identik dengan banyaknya santri dan ulama, ternyata tidak membuat partai penolak UU Ormas menjadi idealnya. Pasalnya, PKS Gerindra justru berkoalisi dengan PDIP dan PKB untuk memuluskan kenaikan tahta Saifullah Yusuf Puti Guntur Soekarno.

Dari pihak lain, pasangan Khofifah Emil turut didukung koalisi gado gado pendukung dan penolak Perppu Ormas,Demokrat Golkar PPP Nasdem Hanura PAN. Di daerah lain seperti Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,Sulawesi Tenggara, Maluku hingga ujung Papua tak luput dari lacurnya idealisme penolak perppu.

Hendaknya kita semua menyadari bahwa sikap partai tidak bisa tidak berkaitan dengan kepentingan kekuasaan, Quo Vadis Idealisme ! Masih percaya dengan partai di era demokrasi, sekalipun mereka menggunakan brandingpartai Islam,Jangan sampai [MO]

No comments

Powered by Blogger.