Atasi Pengangguran Darut Tauhid Indonesia Dukung Program Pengembangan SDM di Gaza

Jabungonline.com - Jalur Gaza terletak di lahan seluas 365 KM persegi di selatan Palestina. Paska 3 operasi militer yang dilancarkan Israel pada tahun 2008, 2012, lalu 2014 ditambah blokade terhadap Gaza sejak 10 tahun lalu mengubah total situasi di Gaza.

Jalur Gaza dihuni sekitar 2 juta penduduk dan memiliki tingkat kemiskinan tinggi mencapai 65%, pada saat yang sama Gaza juga mengalami pencemaran air dan udara.

Lapangan kerja yang terbatas serta tingkat pengangguran diatas 60% membuat pencarian kerja di Gaza sangat sulit. Melihat situasi ini sejumlah lembaga dan badan amal di Gaza mengusung program pengembangan sumber daya manusia bagi pemuda Gaza.

Ada beberapa yayasan dan lembaga bantuan internasional yang aktif di Gaza namun Indonesia adalah salah satu yang terdepan dalam memberi kontribusi di kota kelahiran Imam Syafii tersebut.

Adalah Yayasan Daarut Tauhiid, salah satu lembaga Indonesia yang berjasa dalam memberi kontribusi dan sumbangsih di Gaza.

Daarut Tauhiid Jalur Gaza telah membangun sebuah Masjid di Deir al-Balah, Gaza Pusat serta membuka sekolah menghafal Al-Quran (Tahfiz).

Sekolah Tahfiz tersebut terdiri dari 6 kelas.  Lebih dari 100 siswa  Gaza belajar dan menghafal Al-Quran disini. Selain menyokong bantuan finansial dan logistik, Daarut Tauhiid juga memberi beasiswa bagi para siswa di sekolah tersebut.

Di bidang kesehatan, Daarut Tauhiid juga membantu menyediakan suplai obat-obatan. Darut Tauhiid adalah salah satu yayasan terbesar dalam penyembelihan hewan kurban Idul Adha dan kegiatan di bulan Ramadan.

Dalam rangka membantu mengatasi pengangguran di Gaza, Daarut Tauhiid bekerjasama dengan Yayasan Darus Sabil untuk melaksanakan program pemberdayaan manusia melalui keterampilan menjahit dan bordir bagi pemudi Gaza.

Direktur Darus Sabil,  Amani Abu Kalub,  mengatakan bahwa program ini menargetkan 120 wanita  yang belum mendapatkan peluang kerja di  lingkungan Shujaiyah. Para peserta nantinya diharapkan dapat mencari peluang kerja atau bahkan membuka lapangan kerja. 

Dia menambahkan, hingga saat ini program tersebut telah menjalankan 4 sampai 5 kursus, di mana kursus bordir memerlukan waktu 2.5 bulan sementara menjahit 3 bulan.

Program tersebut telah berjalan sejak awal September 2017 dan akan berlangsung selama satu tahun penuh.

Sejumlah wanita Gaza berusia 18 hingga 40 tahun belajar menjahit  di apartemen yang dibagi menjadi dua, satu untuk kelas bordir dan yang lainnya untuk menjahit.

“Meski jumlah dana kami sederhana, tapi dengan kemampuan sederhana ini kami dapat membantu mengatasi pengangguran di Gaza, ‘’ terang Abu Kalub.

Indonesia dan Palestina adalah dua negara bersaudara yang disatukan dengan Islam dan Alquran.  Sumbangsih Indonesia di Jalur Gaza membuktikan posisi Indonesia sebagai  pendukung penting bagi warga Palestina di segala bidang. Dengan dukungan ini, perempuan-perempuan Palestina memiliki kesempatan untuk mencari atau menciptakan lapangan kerja.  (T.RS)

No comments

Powered by Blogger.