Ricuh Aksi Mahasiswa di Malang, Tiga Luka

Mahasiswa berlindung dari semprotan meriam air milik polisi saat terjadi bentrok dalam unjuk rasa Hari Tani Nasional di depan Gedung DPRD, Malang, Jawa Timur, Selasa (24/9). Foto: ANTARA

Jabung Online -- Gelombang demo mahasiswa menolak UU KPK yang telah disahkan jadi undang-undang, menolak pengesahan RKUHP, dan sejumlah RUU kontroversial lainnya bergulir di Jawa Timur serupa pula di wilayah lain di Indonesia, Selasa (24/9). Tercatat, unjuk rasa tersebut terjadi di 13 Kabupaten/kota Jatim secara serentak. 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengklaim aksi-aksi itu berlangsung cukup kondusif, kecuali untuk wilayah Malang, yang sempat mengalami gesekan. 

"Demontrasi mahasiswa dengan berbagai tuntutan seperti menolak RUU tentang pertanahan dan UU KPK, berjalan cukup kondusif. Di Malang gesekan sedikit," kata Frans Barung Surabaya, Selasa.

Frans Barung menjelaskan gesekan itu bermula, saat sejumlah 23 perwakilan mahasiswa diizinkan masuk ke DPRD Kota Malang untuk melakukan mediasi. Namun para massa aksi menolak dan menginginkan semuanya bisa masuk.

"Biasa fluktuatif itu, ada dorong-dorongan, ada keinginan untuk masuk ke DPR secara keseluruhan tetapi memang tidak diperbolehkan secara keseluruhan. Kita hanya membatasi 23 orang," katanya.

Akibat insiden tersebut, satu wartawan, dan dua anggota kepolisian pun mengalami luka. Namun, ke tiga korban tersebut, kata Barung hanya menderita luka ringan.

"Satu wartawan dua polisi. Hanya lecet-lecet saja. Dari mahasiswa tidak ada (yang luka)," ujarnya.

Kendati demikian, Barung mengatakan, Polda Jatim tetap mengapresiasi langkah mahasiswa dan masyarakat Jatim, yang tetap menjaga situasi, dan ketertiban Jatim saat melakukan unjuk rasa. 

"Di Malang gesekan sedikit. Kapolda sampaikan terimakasih kepada masyarakat ikut menjaga situasi di Jawa Timur," katanya.

Berikut data jumlah aksi mahasiswa beberapa wilayah di Jawa Timur versi polisi:

1. Jember, 200 orang, tolak UU KPK, kondusif
2. Ponorogo, 100 orang, tolak RUU KPK dan RUU pertanahan, kondusif
3. Kediri Kota, 800 orang, Tolak RUU KPK, kondusif
4. Bangkalan, tolak RUU KPK
5. Blitar Kota, 100 orang, Tolak RUU KUHP dan RUU KPK, kondusif
6. Banyuwangi, 395 orang, tolak RUU agraria dan sengketa lahan, kondusif
7. Gresik, 70 orang, tolak RUU pertanahan dan RUU KUHP, kondusif
8. Lamongan, 300 orang, masalah pertanahan, kondusif
9. Pamekasan, 50 orang dukung KPK berantas koruptor; Aliansi BEM 20 orang, atasi anjloknya tembakau; dan 50 aliansi pemuda peduli rakyat tembakau; 20 orang PMII tolak RUU pertanahan
10. Malang Kota, tolak RKUHP, RUU Minerba, pembebasan lahan, dan Tolak RUU KPK, situasi fluktuatif, ada gesekan, ada satu wartawan, anggota shabara dan intel terluka
11. Sidoarjo 400 orang, di Pengadilan Hubungan Industrial, kondusif
12. Pasuruan, 100 orang
13. Surabaya, 200 orang, pagi dan siang 200 orang di Gubernuran, tolak RUU KUHP dan RUU KPK, kondusif.

Pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9) aksi mahasiswa di sejumlah wilayah telah terjadi dengan menyuarakan tuntutan sama yakni menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), membatalkan revisi UU KPK yang telah disahkan jadi undang-undang, dan menolak RUU kontroversial lainnya.

Aksi tersebut sejak kemarin beberapa di antaranya terjadi di Bandung, Yogyakarta, Malang, Palembang, Medan, Makassar, hingga Banda Aceh.

(frd/kid/CNN)

No comments

Powered by Blogger.