Jabungonline.com – Pemerintah pusat akhirnya mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara sejumlah dapur yang mengelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini dikeluarkan setelah muncul puluhan kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari dapur penyedia menu program tersebut.
70 Kasus Keracunan Tercatat
Berdasarkan data resmi, sepanjang Januari hingga September 2025 tercatat sekitar 70 insiden keamanan pangan yang berhubungan dengan program MBG. Ribuan penerima manfaat terdampak, mulai dari siswa sekolah hingga masyarakat umum yang menjadi sasaran distribusi. Angka ini memicu evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional dapur MBG.
Evaluasi dan Pengetatan SOP
Menko Pangan dalam keterangannya menegaskan bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti lalai atau bermasalah akan dihentikan operasionalnya sementara. Selama masa evaluasi, setiap dapur diwajibkan memenuhi standar baru, termasuk penerapan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
Langkah pengetatan ini meliputi:
- Sterilisasi alat masak dan peralatan makan,
- Pemakaian air layak konsumsi,
- Pengawasan distribusi makanan,
- Audit rutin kualitas bahan pangan.
Peran Puskesmas dan UKS Diperkuat
Pemerintah juga melibatkan puskesmas dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk melakukan pemantauan harian. Selain itu, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan sudah ada puluhan dapur yang ditutup karena tidak memenuhi SOP. Bila terbukti ada kelalaian serius, proses hukum bisa ditempuh.
Kepercayaan Publik Jadi Taruhan
Sejumlah organisasi kesehatan anak mengingatkan bahwa tujuan mulia program MBG tidak akan tercapai jika aspek keamanan pangan diabaikan. “Makanan bergizi bukan hanya soal kandungan nutrisi, tapi juga harus aman dikonsumsi. Sekali ada kasus keracunan massal, kepercayaan masyarakat bisa runtuh,” ujar salah satu pakar kesehatan gizi.
Pemerintah Janji Perbaikan
Pemerintah menegaskan komitmennya memperbaiki tata kelola program MBG. Audit ketat, sertifikasi tenaga pengolah makanan, serta sistem pelaporan cepat akan diperkuat. Tujuannya agar program tetap berjalan, tetapi dengan jaminan keamanan lebih tinggi bagi anak-anak dan masyarakat penerima manfaat.
Kontributor : Oki