Ketika Media sudah mulai bangun opini ‘keberpihakannya’ pada calon Pemimpin Daerah


Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) ternyata tak luput dari perhatian media nasional untuk menjadi corong pembangun opini diri calon calon kepala daerah.

Coba sekali saja tengok, gaya bahasan dan postingan berita media K*****.com yang sangat terlihat mulai membangun ‘keberpihakan’, untuk turut serta menciptakan opini karakter diri kepada dua calon kepala daerah yaitu Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan Ganjar Pranowo

Pada salah satu postingan; media tersebut sudah hampir dua minggu ini membahas rumah type 21 milik Ganjar Pranowo, Sebuah rumah yang kini kondisinya mulai hancur di Jalan Gatot II Perumahan Abdinegara, Purbalingga, Jawa Tengah

Dari satu postingan tersebut, mulai lah dibangun karakter diri dengan tujuan untuk menggiring opini masyarakat; dari sisi kesederhanaan, romatisme, serta kisah dibalik keberadaan rumah tersebut.

Tanpa sengaja, media tersebut sudah mulai membangun sosok Ganjar Pranowo di mata masyarakat, begitu pula dengan pembangun opini diri seorang Basuki Tjahja Purnama

Beberapa waktu yang lalu, media tersebut sudah mengkampanyekan ‘keberhasilan’ Ahok melalui foto tentang kebersihan kali ciliwung; walau ternyata fakta dilapangan foto kali tersebut bersih sudah ada sejak era Gubernur Foke dan posisi kalinya ternyata dibelakang Taman Ismail Marzuki (TIM)

Waktu Pilkada bagi dua pemimpin daerah itu memang masih 2 tahun lagi, tetapi waktu dua tahun adalah waktu yang paling cukup untuk mulai membangun opini karakter diri seorang pemimpin

Media memang efektif untuk memebangun karakter diri seorang pemimpin, walau itu bisa saja dibangun dengan menggiring opini layaknya tontonan sinetron yang mampu menarik ’emosi melonakolis’ para pembacanya.

Media standar Nasional dan memiliki rating pembaca yang sangat tinggi; menjadi kunci ‘kampanye’ diri salah satu calon; bahkan bisa menjadi mesin pembunuh karakter salah satu calon lain yang dianggap kompetitor (pesaing).

Media di Indonesia kini memang sudah menganggap wajar ketika pada waktu Pilkada hingga Pemilu dan Pilpres; menjadi corong dan mesin pembunuh bagi salah satu calon; disinilah ‘keberpihakan’ itu berada.

Tentu ‘keberpihakan’ itupun ada profit oriented; keuntungan yang dapat berupa materi modal ataupun keuntungan back up kedepannya.



(dw)

No comments

Powered by Blogger.