Bandar Lampung, Jabungonline.com – Ribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Melawan akhirnya memadati kawasan Gedung DPRD Provinsi Lampung, Senin (1/9/2025) sekitar pukul 10.45 WIB.
Mereka tiba dengan melakukan long march dari titik kumpul di sekitar Hotel Akar menuju kantor legislatif tersebut. Setibanya di lokasi, massa langsung dihadang barisan Polisi Wanita (Polwan) Polresta Bandar Lampung yang sejak pagi sudah bersiaga di depan gerbang masuk.
Formasi Polwan itu tampak membentuk barikade untuk mencegah kemungkinan dorongan massa masuk ke area dalam gedung. Meski orasi berlangsung dengan suara lantang, aksi tetap berjalan tertib. Spanduk dan poster berisi berbagai tuntutan dikibarkan para demonstran sebagai simbol perlawanan.
Kapolresta bersama jajaran menekankan pendekatan humanis. Polwan pun terlihat menjadi garda terdepan pengamanan dengan interaksi persuasif, sehingga hingga pukul 11.30 WIB situasi tetap kondusif.
Deretan Tuntutan
Aliansi ini membawa sejumlah poin aspirasi, di antaranya:
- Mendesak pemerintah segera mengesahkan UU Perampasan Aset.
- Pemangkasan gaji dan tunjangan anggota DPR sebagai bentuk efisiensi.
- Peningkatan kesejahteraan dosen dan guru di seluruh Indonesia.
- Desakan agar Presiden Prabowo Subianto mencopot menteri yang dinilai bermasalah, sekaligus menekan ketua partai yang merangkap jabatan di eksekutif maupun legislatif untuk mundur atau direstrukturisasi.
- Tuntutan pergantian Kapolri, reformasi menyeluruh di tubuh Polri, dan proses hukum atas kasus kematian Affan Kurniawan.
- Evaluasi kinerja Polda Lampung.
- Penolakan RKUHAP yang dianggap merugikan rakyat.
- Menolak efisiensi di sektor pendidikan dan kesehatan karena merupakan hak dasar rakyat.
- Menuntut keadilan agraria dan keberpihakan negara terhadap petani.
Aliansi Lampung Melawan yang terdiri dari mahasiswa Universitas Lampung (Unila), buruh, petani, hingga pengemudi ojek online (ojol) ini menegaskan bahwa gerakan mereka tidak sekadar menuntut reformasi, melainkan juga menyerukan revolusi total.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di depan gerbang DPRD sambil terus menyuarakan aspirasi mereka.